PENERlMAAN (KEPASRAHAN)
Kepasrahaan
willykaihatu
"T I D A K ada
yang tak layak dari
penerimaan."
willykaihatu masih ingat
jelas willykaihatu pertama mendengarnya.
willykaihatu langsung menyadari ini akan mengubah
hidup willykaihatu.Kami tahu kami telah berahun-tahun menolak segala hal yang
telah,
bagaimanapun juga, membawa pada eksistensi willykaihatu tanpa mengafikan penolakan kami untuk menerimanya.
Bila
sesuatu itu
ada, maka itulah penerimaan. Tidak menerima
berarti hidup dalam penyangkalan dan terus terjebak di dalamnya. Itu pilihan Saudara sendiri. Fakta yang sederhana, apa
pun yang ada merupakan kemandirian sikap yang kita ambil.
Tidak ada
yang tak layak
dari penerimaan, yaitu tentang
seberapa de kat
kebenaran
universal itu dapat
kita temukan. Jika seorang pembunuh melakukan pembunuhan, planet beracun, dan 20.000
orang mati
kelaparan,-akan tak terhitung rasa tegang dan amarah akan
mengubah
berkeringat,
jantung berdetak keras, dan pikiran
berputarputar seperti
orang gila.
Kemudian, sesuatu dalam
diri willykaihatu mulai berubah. kami menyadari sedang menolak peristiwa ini. kami merasakan ketegangan yang menyelimuti diri willykaihatu. kami menarik napas panjang dan
mengembuskannya.
willykaihatu pasrah menerima semua yang terjadi. Wanita
yang willykaihatu cintai lebih dari apa
pun di dunia ini mungkin
akan mati
kapan saja. Setidaknya sebagian
dirinya yang menginginkan itu terjadi. Kenyataannya, bisa
kami hadapi atau tidak? Kami memilih berlapang dada, lalu tiba-tiba kebahagiaan kembali menerpa.
Tiba
di rumah sakit walau
masih dengan kekhawatiran tinggi,
willykaihatu sudah pasrah
dengan apa pun yang mungkin terjadi. Hasilnya,
willykaihatu menjadi
penyemangat yang lebih tenang dan kuat
di saat yang paling dibutuhkan istri. Untuk kami
berdua, ini merupakan berkah
dari sikap menerima
(pasrah). Dan mungkin itulah yang
menyelamatkan nyawanya
Sebagai pemuda, saya habiskan banyak waktu untuk berkampanye menolak berbagai kebijakan politik. Namun, dalam hati, willykaihatu selalu merasa
buruk, dihancurkan kenyataan hidup yang tak bisa willykaihatu terima. Akibatnya,
willykaihatu gunakan cara
liar dan kasar untuk menyelesaikan
masalah. Dalam
sekejap, saya
terbakar karena hidup dalam
ketegangan.
Kalau kami
waktu itu willykaihatu menerima semua penolakan, maka mungkin hidup ini terasa lebih
bahagia dan menjadi
aktivis yang lebih efektif. Dan
mungkin
bisa meneruskan usaha-usaha
willykaihatu hingga
kini, serta tidak
terbakar di dalamnya.
Pasrah bukan
berarti menyerah. Kadang, dalam pasrah
ada amarah yang besar. Menerima amarah sarana pentingnya
dengan menerima hal lain. Dan saat kita menerimanya, kita mengizinkan rasa
lega datang. Dalam
keadaan lega, amarah mungkin membekas atau
tidak. Sebaliknya, kemarahan yang besar, ketika datang, 1000 kali lebih kuat daripada kejahatan.
Tidak ada yang
tak layak dari penerimaan, seperti pinru tanpa
gagang, gatal yang tak pernah
hilang, suara
musik
yang bising di
tetanggga
sebelah-hal itu bisa kita suka
atau tidak. Walau kita mati,
dunia masih akan
penuh dengan hal-hal yang membuat kita ingin lari. Kekuatannya
sarna
dengan penolakan.
Saat kita berhenri menolak, kita bebas
merasakan kelegaan. Setelah terasa lega,
kita punya surnber
tak terbatas unruk mengubah keadaan.
berkeringat,
jantung berdetak keras, dan pikiran
berputarputar seperti
orang gila.
Kemudian, sesuatu dalam
diri saya mulai
berubah. KAMI
menyadari sedang menolak peristiwa ini. Saya merasakan ketegangan yang menyelimuti diri saya. willykaihatu menarik napas panjang dan mengembuskannya.
kami pasrah menerima semua yang terjadi. Wanita
yang saya cintai
lebih dari
apa pun di dunia ini
mungkin akan mati kapan saja. Setidaknya
sebagian dirinya
yang
menginginkan itu terjadi. Kenyataannya, bisa willykaihatu hadapi atau tidak?
Saya memilih berlapang dada, lalu tiba-tiba kebahagiaan kembali menerpa.
Tiba
di rumah sakit walau
masih dengan kekhawatiran tinggi,
willykaihatu sudah
pasrah dengan apa pun yang mungkin terjadi. Hasilnya,
saya menjadi
penyemangat yang lebih tenang dan kuat
di saat yang paling dibutuhkan istri. Untuk kami
berdua, ini merupakan berkah
dari sikap menerima
(pasrah). Dan mungkin itulah yang
menyelamat kan nyawanya
Kesadaran willykaihatu
J A RA K antara penolakan dan kepasrahan itu seluas galaksi, tetapi juga sedekat tarikan napas. Langkah pertamalah yang paling menantang walau tidak membutuhkan
gerakan apa pun. Itu
diperlukan untuk menggiring penolakan
kepada kesadaran diri.
Kesadaran diri, pengalaman yang
dialami langsung mengizinkan kita melepas dan mengenali
penolakan. "willy kaihatuseorang pecandu alkohol."
"willykaihatu benci pekerjaan ." "kami tidak dapat tahan rasanya di mulut kami."
Pengakuan tentang penolakan terpancar dari dalam diri. Kita merasakannya secara fisik dan emosi. Pengakuan memberi sedikit kelegaan, walau
masih ada ruang besar unruk menciptakannya.
Pertama yang datang, wahyu, lalu dengan melaksanakannya akan
menjadi rutinitas ibadah.
Berdiskusi tentang kesadaran diri
dengan cara ini membuatnya mudah dilakukan. Keberimtungan semacam
ini ridak ada. Perekat yang mengikar kira pada penolakan iru tidak terlihar. Semakin ingin kira
lepas, justru semakin mengikat. Kadang, kira bertahan dan
bergantung pada rasa ketidakinginan melepaskan diri dari kehidupan yang disayangi.
Conrohnya
saat willy kaihatu menulis artikel ini. willykaihatu berada antara kesibukan
kerja dan tabungan yang menipis. Willykaihatu seperti bijih
besi yang dipanaskan rapi belum
membentuk apa pun. Kami panik
setiap saat. Tubuh kami menegang dan napas melemah. willykaihatu berada dalam
lingkaran dilema. ''Apa yang harus willykaihatu
lakukan? Kami tidak bisa hidup seperti ini! Willykaihatu harus berbuat
sesuatu!"
Di saat-saat seperti ini, walau ada secercah kesadaran
diri, separuh diri willykaihatu ingin
membunuhnya. Kami pikir, "Ini bukan
penolakan. Ini
nyara! Ini hidup saya! Berkhayal
saja ridak akan
mendarangkan
uang di domper saya! Saya harus melakukan
sesuaru!"
Saat
merekarkan diri pada penolakan dengan sangat
kuat, willkaihatu seperti dibutakan sinar
rerang. Semua kepanikan
kami ialah bukan
renrang melakukan apa saja, tetapi rentang penolakan
untuk menerima kenyataan.
Saya kekurangan uang dan
perasaan bahagia arau
menderira tidak mengubah kondisi
keuangan kami.
Kerika kami mampu meraih kesadaran diri
dan melepas
penolakan, kenyataan hidup masih
rerjadi. Namun, kami jadi lebih bebas meliharnya dengan
lebih jelas. Jika mengikuri kesadaran diri iru unruk memenuhi kepasrahan
dan memperbarui rasa lega, maka kualitas usaha kami semakin membaik.
Hal ini akan berlangsung
sangat cepat, tanpa kegagalan, tidak peduli orang ataupun tantangannya. Rasa
lega memenuhi
diri kita dengan energi yang produktif, membuat kita menyadari kenyataan, dan
menjadikan kita tetap fokus
menghadapi masalah. Hasilnya, kemampuan
dan keefektifan diri kita meningkat. Kita
menjadi makin pintar mengerjakan
sesuatu tanpa harus kerja keras.
Itu terjadi
pada diri willy kaihatu. Gambaran situasi dan cerita willykaiahtu
mungkin bisa membuat Anda berpikir dan bertanyatanya
kenapa
harus membaca buku tentang kebahagiaan yang
ditulis oleh
orang yang belum
bisa mewujudkannya. Walaupun sangat ingin
memerinci semua pencapaian willkaihatu, namun tetap tidak
relevan untuk dibahas dalam artikel ini.
Jawaban sebenarnya, seperti
yang telah kita bahas di awal, kebahagiaan tidak ada hubungannya dengan kondisi luar (lahiriah)
kita. Kebahagiaan
tidak datang dari sejumlah kesuksesan dunia. Pada hakikatnya, kebahagiaan ada pada semua orang, tanpa
melihat
status sosial mereka.
Sejauh ini, kita sudah membahas proses alami rasa tegang dan rasa lega. Kita
telah melihat bagaimana ketegangan itu,
yang membatasi akses kita mendapat kebahagiaan, yang diperparah dengan penolakan. Penolakan bisa berubah jika dilawan dengan penerimaan (kepasrahan). Cara menghadirkan kepasrahan yaitu dengan menyadari penolakan. Setelah berhasil, maka tidak ada lagi
Jarak diri dan penolakan kita .dan kita akan siap melangkah ke
tahap selanjutnya
No comments:
Post a Comment